Tuesday, May 21, 2013

CONTOH SKRIPSI KEPERAWATAN QUASI EKSPERIMENTAL : PENGARUH PEMIJATAN BAYI (4 – 6 bulan) TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DI DESA BARUHARJO KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
            Anak merupakan anugrah dan amanah dari Tuhan untuk kita didik dan sudah menjadi kewajiban kita untuk memberikan bekal terbaik bagi anak sejak dari kandungan sampai mereka dewasa (Widyani,2003). Undang – Undang RI no.23 tahun 1992 bab V pasal 1 menyebutkan bahwa kesehatan diselenggarakan untuk mewujutkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Penilaian tumbuh kembang perlu dilakukan untuk menentukan apakah tumbuh kembang anak berjalan normal atau tidak. Manifestasi pertumbuhan salah satunya adalah berat badan. Pada usia 4-6 bulan merupakan masa pertumbuhan yang sangat cepat, sehingga perlu menjaga berat badan bayi sesuai umur. Salah satu faktor yang mempengaruhi berat badan adalah nutrisi (Soetjiningsih,1998). Pada usia ini bayi mulai ditinggalkan untuk bekerja atau kesibukan yang lain. Kondisi tersebut akan mengakibatkan trauma kejiwaan sebagai akibat perpisahan dengan ibu, sehingga selera makan anak akan turun (Ebrahim,1994). Keadaan ini tidak didukung oleh perilaku ibu untuk melakukan pemijatan bayi guna merangsang peningkatan nafsu makan bayi sehingga masukan nutrisi meningkat dengan ditandai berat badan bayi meningkat sesuai usia. Namun saat ini belum ada penelitian tentang pengaruh pijat bayi (4-6 bulan) terhadap peningkatan berat badan.
1
 
Berat badan ini sangat dipengaruhi oleh genetik, lingkungan, tingkat kesehatan, status gizi dan latihan fisik (Widyani,2003). Begitu banyak faktor yang mempengaruhi sehingga perlu diupayakan untuk menjaga agar berat badan normal sesuai dengan umur, dengan cara : memenuhi kebutuhan gizi bayi baik secara kuantitas maupun kualitas, menjaga lingkungan yang kondusif yaitu membuat suasana tempat tinggal yang nyaman dan sanitasi yang baik, menjaga kesehatan bayi dengan memberi imunisasi dan kontrol ke pelayanan kesehatan, dan yang terakhir memberi stimulus. Stimulus yang diberikan berupa stimulasi taktil. Stimulus taktil yang dapat diberikan yaitu pemijatan, karena dengan pijat tersebut dapat merangsang otot – otot, tulang dan sistem organ untuk berfungsi secara maksimal (Soetjiningsih,1998).
Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain – lain. Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan pertumbuhan bayi (Soetjiningsih,1998). Kenaikan berat badan bayi sesuai umur sangat diharuskan. Bila berat badan tidak naik akan berdampak pada tumbuh kembang anak dan menurunnya daya tahan tubuhnya sehingga mudah terkena penyakit infeksi (Harahap,2001). Penyakit infeksi pada masa pertumbuhan bayi sangat berbahaya karena penyakit tersebut dalam tubuh bayi akan mengakibatkan penurunan nafsu makan sehingga pemasukan gizi kurang akibatnya gizi bayi buruk. Sebaliknya bila bayi mengalami gizi buruk, kemampuan bayi untuk melawan infeksi menurun. Keadaan ini bila berlanjut dapat membawa akibat yang fatal berupa kematian (Moehji,1992). Irianto dan Haflinda (1999) survei di Jawa Timur menemukan bayi dengan gizi buruk sebanyak 11,6% dan dari jumlah tersebut 0,7% bayi meninggal dunia. Di desa Baruharjo saat posyandu bulan Oktober 2004, didapatkan 2 bayi yang mengalami gizi buruk dari 15 bayi yang berusia 4 – 6 bulan dan tidak ditemukan bayi yang meninggal dunia akibat gizi buruk.
Pada bayi usia 4 – 6 bulan merupakan peningkatan berat badan yang cepat, yaitu sekitar 2 kali dari berat badan lahir pada usia 5 bulan dan 3 kali pada akhir tahun pertama, sehingga sangat perlu untuk menjaga berat badan bayi sesuai usia (Cunningham,1995). Peningkatan berat badan pada bayi tersebut, 41,9-47,7% dipengaruhi oleh konsumsi makanan (Harahap,2003). Konsumsi makanan ini dapat ditingkatkan dengan meningkatkan nafsu makan dengan cara melakukan pemijatan secara rutin pada bayi (Sutini,2004). Pemijatan pada bayi akan merangsang nervus vagus, dimana saraf ini akan meningkatkan peristaltik usus sehingga pengosongan lambung meningkat dengan demikian akan merangsang nafsu makan bayi untuk makan lebih lahap dalam jumlah yang cukup. Selain itu nervus vagus juga memacu produksi enzim pencernaan sehingga penyerapan makanan maksimal. Disisi lain dengan pijat juga melancarkan peredaran darah dan meningkatkan metabolisme sel, dari rangkaian tersebut berat badan bayi akan meningkat (Guyton,1997). Roesli mengutip penelitian Field and Scafidi yaitu pada bayi prematur yang dilakukan pemijatan 3 X 10 menit selama 10 hari, kenaikan berat badannya tiap hari 20% – 47% dan pada bayi cukup bulan umur 1 – 3 bulan dipijat 15 menit, 2 kali seminggu selama 6 minggu, kenaikan berat badannya lebih baik dari pada yang tidak dipijat. Manfaat yang lain dari pijat bayi juga meningkatkan daya tahan tubuh sehingga bayi tidak mudah terkena penyakit, dari sini nutrisi yang dimasukkan akan dimaksimalkan untuk pertumbuhan tidak untuk penyembuhan (Roesli,1998).
            Dari uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian guna mempelajari pengaruh pijat terhadap peningkatan berat badan bayi usia 4 – 6 bulan di desa Baruharjo kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek, sehingga hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada ibu dan  perawat khususnya dalam memberikan asuhan keperawatan ibu dan anak.

No comments:

Post a Comment