Tuesday, May 21, 2013

CONTOH SKRIPSI KEPERAWATAN : PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENULARAN HIV/AIDS TERHADAP STIGMA MASYARAKAT PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI SMU IMANUEL SAMARINDA


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam pelaksanaan upaya penanggulangan HIV/AIDS ( Human Immuno Deficiency Virus / Aquired Immuno Deficiency Syndrome ), beberapa kendala yang muncul dan berkembang di tengah masyarakat adalah mitos, diskriminasi dan stigmatisasi (Hasbullah,1999). Selama ini Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dikaitkan dengan mitos dan stigma sehingga mereka terpojok. Sikap masyarakat yang tidak bersahabat terhadap ODHA dapat dilihat dari perlakuan yang mereka alami, seperti dikeluarkan dari pekerjaannya, dikucilkan, bahkan sampai di usir dari lingkungan dimana ODHA tinggal (Jessica S, 2004)
Berdasarkan data dari UNAIDS dan UNICEF tahun 2001, terdapat 11,8 juta penduduk usia 15-24 tahun menderita HIV/AIDS terdiri dari 7,3 juta perempuan dan 4,5 juta laki-laki yang tersebar di seluruh dunia (Busza J, 2004). Di Indonesia, sampai dengan bulan Juni 2004, kasus HIV/AIDS di Indonesia sebanyak 4.389 kasus, dengan prevalensi tertinggi di 6 provinsi, yaitu DKI Jakarta (1.219), Papua (1.036), Jawa Timur (459), Bali (352), Riau (291) dan Jawa barat (248), diperkirakan jumlah sesungguhnya sebanyak 90.000 sampai 130.000 di Indonesia (Depkes RI, 2004). Angka kejadian di Kalimantan Timur  hingga bulan November 2004 tercatat 38 orang yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS, 34 kasus HIV positif dan 4 kasus AIDS., 2 diantaranya sudah meninggal dunia. Pada tahun 1999 prevalensi HIV/AIDS di Kalimantan Timur sebanyak 0,6 %, tahun 2000 terjadi penurunan sebesar 0,1 % (0,5 %), tahun 2001 terus menurun sebanyak 0,2 % (0,3 % ), tahun 2002 kembali terjadi peningkatan sebanyak 0,7 % (0.9 %), tahun 2003 meningkat sebanyak 0,87% (1,67%), dan tahun 2004 sedikit mengalami penurunan sebanyak 0.38% (1,29%). Terdapat 3 ODHA yang tinggal di daerah Samarinda, berdasarkan analisa situasi yang dilakukan peneliti sebagai data awal penelitian pada siswa SMU Imanuel, Samarinda, Kalimantan Timur, dari 15 sampel yang diambil, terdapat 10 (66.7 %) siswa yang masih menolak untuk tinggal bersama satu lingkungan dengan ODHA, berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang terjadi pada siswa/i adalah masih adanya stigma terhadap ODHA.
Sikap diskriminasi dan stigmatisasi ini sebetulnya muncul karena masyarakat belum memahami benar mengenai HIV/AIDS (Hasbullah, 1999). Setiap orang perlu belajar bagaimana dan mengapa tidak boleh mendiskriminasikan ODHA. Siswa/i harus belajar bagaimana virus ini bisa ditularkan dan mereka bisa melindungi diri mereka dari risiko terinfeksi. Hal ini akan mengurangi diskriminasi dan stigma pada ODHA dengan cara memberikan pendidikan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan upaya besar yang melibatkan semua pihak, baik itu dari petugas kesehatan, media massa, maupun siswa/i itu sendiri untuk memberikan informasi dan merubah sikap serta perilaku siswa/i, tetapi perlu diperhatikan pendidikan kesehatan  tetap dilakukan walaupun siswa/i tidak mengetahui adanya ODHA di lingkungan mereka mengingat masalah ini ini bersifat sangat rahasia dan rentan untuk dibuka secara terang-terangan. Diharapkan dengan meningkatnya pengertian tentang penularan HIV/AIDS membantu meminimalkan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA sehingga mereka dapat hidup secara normal seperti masyarakat lainnya.
A , 2001). Metode pembelajaran merupakan salah satu metode mendidik peserta didik di klinik yang memungkinkan pendidik memilih dan menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan objektif (tujuan), dan karakteristik individual peserta didik berdasarkan kerangka konsep pembelajaran (Nursalam, 2002). Maka pemilihan dan penerapan metode bimbingan klinik dalam kondisi tertentu dengan “Metode Bedside Teaching sangat dimungkinkan.
Bimbingan klinik merupakan bagian dari pendidikan tinggi keperawatan yang berupaya membantu peserta didik dalam meningkatkan kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Dalyono, 1997). Untuk membantu meningkatkan kemampuan/perilaku profesional tersebut pada mahasiswa, mempersiapkan/meminimalisir hal-hal yang menjadi pengaruh dalam pembelajaran klinik dan memilih atau menerapkan metode pembelajaran klink dengan Bedside Teaching penting untuk dilakukan dengan harapan peserta didik dapat manguasai keterampilan secara prosedural, tumbuh sikap profesional melalui pengamatan langsung
Keadaan permasalahan tersebut sehingga peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “Pengaruh Penerapan Bedside Teaching Terhadap Perubahan Perilaku Profesional dalam Pemasangan Infus Pada Mahasiswa Program Reguler Jurusan Keperawatan Poltekkes Ternate”.

No comments:

Post a Comment