BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Peningkatan
kepuasan pelanggan atau pasien menjadi strategi utama bagi organisasi pelayanan
kesehatan di Indonesia
salah satunya rumah sakit, agar tetap eksis
di tengah persaingan yang semakin ketat. Kepuasan pelanggan timbul bila
produk atau jasa memenuhi atau melebihi harapan pelanggan (Richard F.Gerson,
2002), pelanggan yang puas akan jasa/produk yang diterimanya akan menimbulkan
kognisi, afeksi dan konasi terhadap produk/jasa tersebut sehingga pada akhirnya
muncul minat untuk menggunakan produk/jasa tersebut (Nugroho, 2003). Tetapi
pada kenyataannya Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin sebagai salah satu
Rumah Sakit milik pemerintah provinsi Kalimantan Selatan selama ini sering
mendapatkan asumsi yang negatif dari masyarakat pengguna jasa pelayanan yaitu
ketidakpuasan mereka akan pelayanan kesehatan (Banjarmasin Post, Maret 2004).
Hal ini dapat dibuktikan salah satunya dengan melihat jumlah kunjungan pasien
rawat inap yang cenderung berfluktuatif dari tahun ke tahun hal ini dapat
dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1 Jumlah
Pasien Rawat Inap di RSUD Ulin Banjarmasin
Tahun 1999-2003
NO
|
TAHUN
|
JUMLAH PASIEN
|
1
|
1999
|
11.580
|
2
|
2000
|
15.791
|
3
|
2001
|
13.592
|
4
|
2002
|
15.350
|
5
|
2003
|
12.326
|
|
Jumlah pasien yang dirawat di RSUD Ulin Banjarmasin sangat
fluktuatif, dari tahun 1999 ke tahun 2000 mengalami kenaikan, tetapi pada tahun
berikutnya mengalami penurunan, bahkan dari tahun 2002 ke tahun 2003 juga mengalami
penurunan jumlah pasien. Hal ini dimungkinkan karena : (1) Adanya persaingan
antara RSUD Ulin dengan RSU lain milik PEMDA (RSU Dr. Ansyori Saleh) dan RSU
swasta lainnya. Pada salah satu rumah sakit swasta (RS SM) yaitu pada tiga
tahun terakhir didapatkan bahwa RS SM mengalami peningkatan jumlah pasien yaitu
tahun 2001 sebanyak 3.478 pasien dan meningkat pada tahun berikutnya (2002)
yaitu 5.450 pasien dan pada tahun 2003 sebanyak 5.645 pasien. (2) Berkurangnya
minat pengguna jasa pelayanan rumah sakit karena ketidakpuasaan pasien akan
pelayanan khususnya pelayanan keperawatan di RSUD Ulin Banjarmasin. Namun
sampai saat ini belum dibuktikan adanya Pengaruh antara kepuasan pasien dengan
minat menggunakan jasa pelayanan keperawatan.
RSUD Ulin Banjarmasin yang telah ditetapkan sebagai rumah sakit swadana,
hal ini berarti bahwa segala pembiayaan rumah sakit ditanggung secara mandiri
oleh rumah sakit. Apabila pasien tidak puas akan pelayanan maka jumlah pasien
terus mengalami penurunan dari tahun ketahun, salah satu indikator yang dapat
dilihat yaitu dari BOR yang mengalami penurunan. Penurunan jumlah pasien akan
menyebabkan menurunnya jumlah pendapatan rumah sakit, pembiayaan operasional
rumah sakit akan menurun, kualitas pelayanan rendah, sehingga pelayanan yang
diberikan kepada pasien jelek hal ini menyebabkan kepuasan pelanggan/pasien
terus menurun, pasien/pelanggan yang tidak puas akan menurunkan minat mereka
menggunakan jasa pelayanan rumah sakit. Dampaknya kembali akan menurunkan
jumlah pasien untuk menggunakan jasa pelayanan.
Kepuasan akan pelayanan timbul bila pelayanan yang diberikan berkualitas,
pelayanan disini dilihat dari segi lingkungan, fasilitas, pelayanan medis,
gizi, laboratorium, radiologi, administrasi dan pelayanan keperawatan.
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu prioritas aspek yang perlu mendapat
perhatian penting karena pelayanan keperawatan merupakan suatu pelayanan yang
paling lama dan paling sering kontak dengan pasien. Kepuasan pasien akan
menimbulkan kognisi, afeksi dan konasi yang baik terhadap pelayanan. Apabila
pada pelanggan/pasien sudah tumbuh kognisi, afeksi dan konasi yang baik maka
minatnya untuk menggunakan jasa pelayanan akan timbul.
Untuk mengatasi hal diatas perlu dilakukan langkah-langkah yang positif
dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang salah satunya pelayanan
keperawatan karena pelayanan keperawatan merupakan pelayanan yang paling lama
kontak dengan pasien. Pelayanan keperawatan disini mencakup perawatan fisik
(pemenuhan kebutuhan fisik), perawatan psikologi (pemenuhan kebutuhan
psikologi), perawatan sosial (pemenuhan kebutuhan sosial), dan perawatan
spiritual (pemenuhan kebutuhan spiritual) sesuai dengan konsep keperawatan
holistik. Dengan pemberian pelayanan keperawatan yang terintegrasi (fisik, psikologi,
sosial spiritual dan edukasi) serta dilaksanakan sesuai dengan standar
diharapkan kepuasan pasien akan meningkat sehingga minat mereka untuk
menggunakan jasa pelayanan akan meningkat pula.
No comments:
Post a Comment