Monday, June 10, 2013

CONTOH SKRIPSI KEPERAWATAN : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DALAM INTERVENSI KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI HIPOTERMI



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
1
 
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas layanan kesehatan semakin hari semakin meningkat.  Ini didorong berbagai perubahan mendasar di masyarakat, baik ekonomi, pendidikan, teknologi dan informasi serta berbagai perubahan lainnya.  Tidak terkecuali perubahan tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas layanan kesehatan, termasuk layanan keperawatan.  Salah satu layanan keperawatan yang memerlukan peningkatan kualitas layanan adalah peningkatan kualitas asuhan keperawatan terhadap bayi dengan resiko tinggi, contohnya bayi dengan hipotermi. Kualitas dari asuhan keperawatan itu sendiri salah satunya bisa dilihat dari Intervensi yang merupakan petunjuk untuk penanganan, aktivitas dan tindakan yang membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan, serta merupakan unsur pengetahuan keperawatan yang utama (Doenges at al, 1995). Dalam penerapannya perawat diharapkan dapat membuat intervensi tersebut secara benar. Akan tetapi berdasarkan pengamatan di ruang Neonatologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada umumnya pembuatan intervensi keperawatan masih belum maksimal. Pendapat Denise Campbell (1998) seperti dikutip M.H. Klauss bahwa masih kurang tenaga yang ahli dan berpengalaman dalam perawatan bayi dengan resiko tinggi,  sedangkan  menurut Nelson (1990) bahwa arti bayi resiko tinggi artinya bayi yang mesti mendapat pengawasan dan perawatan yang ketat dari tenaga kesehatan yang berpengalaman dan berkualitas tinggi.
Komalasari,K. (2002) mengemukakan bahwa di Indonesia  pada periode 1997–2002 penurunan angka kematian neonatal yakni kematian bayi umur kurang dari satu bulan masih rendah yaitu dari 28,8 per 1000 kelahiran hidup menjadi 15 per 1000 kelahiran hidup. Di Jakarta setiap jamnya sedikitnya 8 bayi berumur kurang dari seminggu meninggal dunia. Sedangkan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya sebagai rumah sakit rujukan di Jawa Timur, angka kematian perinatal lebih tinggi disebabkan menerima bayi-bayi dengan kondisi atau cara merujuk yang berbeda-beda dari setiap daerah.  Dari survey ini dinyatakan bahwa kematian utama bayi adalah karena diare, ISPA, tetanus dan sebab-sebab perinatal termasuk bayi resiko tinggi.  Sedangkan hipotermi menduduki urutan kedua penyebab kematian pada Bayi Baru Lahir di RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 1999-2000. (Indarso, F, 2001).
Kehidupan Bayi Baru Lahir yang paling kritis adalah saat mengalami masa transisi dari kehidupan intrauterin ke kehidupan extrauterin yang berubah secara mendadak. Oleh karena itu pertolongan cara-cara mengatasi masalah transisi ini sangat penting bagi tenaga kesehatan. Untuk dapat mengambil sikap sesuai dengan peran perawat dalam memberikan pertolongan bagi bayi resiko tinggi perlu adanya pengetahuan sebelumnya tentang intervensi keperawatan pada bayi resiko tinggi. Begitu juga menolong bayi resiko tinggi dengan hipotermi, perlu pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berkualitas agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan cepat pada bayi. Apabila 3 hal tersebut tidak terpenuhi, maka bisa timbul “Malpractice-Negligence”, yang bisa mengakibatkan kecacatan dan bahkan kematian pada bayi yang mana bisa menimbulkan efek hukum bagi perawat. Oleh sebab itu pengetahuan, sikap dan keterampilan perawat yang berkualitas diperlukan baik dalam pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan. (Effendy, N, 1995). Dengan intervensi yang baik maka angka kejadian kematian bayi baru lahir dengan resiko tinggi dapat dikurangi.
 Dari pemikiran dan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan studi deskriptif analitik hubungan  pengetahuan dan sikap perawat dalam intervensi keperawatan bayi resiko tinggi hipotermi  di ruang  Neonatologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

1.2    Perumusan Masalah
1.2.1   Pernyataan Masalah
Dalam praktek keperawatan profesional yang dilakukan di rumah sakit ternyata  masih banyak berbagai keluhan akan kurangnya kualitas layanan keperawatan  termasuk  kualitas tenaga perawatan dalam intervensi keperawatan pada bayi resiko tinggi yang masih belum optimal. Intervensi keperawatan yang baik akan menghasilkan asuhan keperawatan yang berkualitas hal ini dapat diwujudkan jika perawat mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik dalam intervensi keperawatan. Sehingga dalam hal ini dapat mempengaruhi citra perawat dan juga citra suatu rumah sakit, bahkan dapat mempengaruhi citra layanan kesehatan secara umum.


1.2.2    Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut :
1)   Bagaimanakah pengetahuan perawat dalam intervensi keperawatan pada bayi resiko tinggi hipotermi di ruang Neonatologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya ?
2)      Bagaimanakah sikap perawat dalam intervensi keperawatan pada bayi resiko tinggi hipotermi di ruang Neonatologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya ?
3)      Adakah hubungan pengetahuan dan sikap perawat dalam intervensi keperawatan pada bayi resiko tinggi hipotermi di Ruang Neonatologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya ?

1.3    Tujuan Penelitian
1.3.1        Tujuan Umum
Untuk mempelajari hubungan pengetahuan dan sikap perawat dalam intervensi keperawatan pada bayi resiko tinggi hipotermi di ruang  Neonatologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

1.3.2        Tujuan khusus
1)   Untuk mengidentifikasi pengetahuan perawat dalam intervensi keperawatan pada bayi resiko tinggi hipotermi di ruang Neonatologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
2)   Untuk mengidentifikasi sikap perawat dalam intervensi keperawatan pada bayi resiko tinggi hipotermi di ruang Neonatologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
3)      Menganalisa hubungan pengetahuan dan sikap perawat dalam intervensi keperawatan pada bayi resiko tinggi hipotermi di ruang Neonatologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

1.4    Manfaat Penelitian
1.4.1        Bagi rumah sakit
1)      Mendorong peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang dilakukan khususnya pengetahuan dan sikap  perawat dalam intervensi keperawatan bayi resiko tinggi hipotermi.
2)      Memberikan informasi tentang tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam intervensi perawat di ruang Neonatologi terhadap bayi hipotermi.
3)      Untuk meningkatkan pendapatan rumah sakit pada akhirnya karena dengan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan dapat meningkatkan kepuasan pasien yang pada akhirnya pasien tetap loyal terhadap rumah sakit yang bersangkutan dan tidak berpindah ke tempat pelayanan jasa yang lain.

1.4.2        Bagi profesi keperawatan
1)      Menambah pengetahuan dalam upaya meningkatkan kualitas personal perawat sebagai perawat pelaksana bayi resiko tinggi hipotermi.
2)      Dapat memberi gambaran atau informasi bagi peneliti berikutnya.

1.4.3        Bagi pasien
1)      Agar dapat menerima pelayanan keperawatan yang lebih berkualitas khususnya dalam asuhan keperawatan pada bayi resiko tinggi hipotermi.
2)      Agar  lebih aman, nyaman, puas dan betah pada suatu rumah sakit yang akan membantu terhadap penyembuhan pasien terhadap sakitnya.

1.5    Relevansi
Perawat harus menyadari bahwa pengetahuan, sikap dan ketrampilan adalah elemen penting dari asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat. Sehingga pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berkualitas dalam praktik keperawatan profesional sangat berpengaruh atau membantu dalam proses pemberian asuhan keperawatan termasuk asuhan keperawatan bagi bayi resiko tinggi, sehingga bayi resiko tinggi dalam hal ini bayi hipotermi dapat terhindar dari akibat-akibat buruk asuhan keperawatan yang jelek. Askep yang jelek terhadap bayi akan berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi, padahal bayi-bayi sekarang adalah calon-calon generasi penerus bangsa dimasa akan datang.  Hal ini berarti pula bahwa asuhan keperawatan berpengaruh besar terhadap peningkatan sumber daya manusia.  Itu menjadi sebab mengapa masalah bayi resiko tinggi masuk dalam pengawasan Sistem Kesehatan Nasional (SKN).

No comments:

Post a Comment