Friday, June 21, 2013

CONTOH SKRIPSI KEPERAWATAN: PENGARUH MODEL LATIHAN SENAM KESEGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN ANAK SEKOLAH TINGKAT SLTP DI SLTP NEGERI 2 TEMBELANG KABUPATEN JOMBANG PENELITIAN PRA- EKSPERIMENTAL



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pada beberapa negara berkembang termasuk Indonesia, masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan merupakan penyebab penting kematian ibu dan kematian anak secara tidak langsung yang sebenarnya masih dapat di cegah, angka kematian ibu dan angka kematian bayi pada hakekatnya ditentukan oleh status gizi ibu hamil dengan status gizi yang buruk atau sub optimal, cenderung melahirkan bayi dengan berat badan rendah dan dihadapkan pada kematian yang lebih besar dibanding dengan bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan status gizi yang baik atau optimal (Marsianto dkk, 1993). Golongan dewasa, Kurang Energi Protein (KEK) di jumpai di kalangan wanita hamil dan menyusui dimana kelompok penduduk ini memang biasa di anggap rawan terhadap keadaan gizi kurang, keadaan yang demikian dapat berpengaruh negatif terhadap janin yang dikandung maupun terhadap bayi dan anak pada pertumbuhan selanjutnya (Suhardjo, 1996).
Berdasarkan penelitian World Health Organization (WHO) di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa pertahun (Manuaba, 1998).                Di Indonesia kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah yang besar. Angka kematian ibu (AKI) berdasarkan SKRT 1986 adalah sebesar 450 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami penurunan yang lambat, yaitu menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup (SKRT, 1995). Angka ini tiga sampai enam kali lebih besar dari negara di wilayah ASEAN dan lebih dari 50 kali angka negara maju. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia, menurut hasil survey demografi kesehatan Indonesia tahun 1997 adalah sebesar 52 per 1000 kelahiran hidup, dengan angka kematian neonatal 25 per 1000 kelahiran hidup. Menurut Survey Kesehatan Rumah tangga (SKRT) tahun 1995, gangguan perinatal merupakan penyebab utama kematian bayi (33.5%) di pulau Jawa-Bali dan merupakan penyebab kematian kedua (26,9%) di luar Jawa-Bali (Depkes RI, 2001).
Propinsi Nusa Tenggara Barat merupakan daerah yang memiliki angka kematian ibu dan bayi yang tinggi di banding dengan propinsi lain di Indonesia. Berdasarkan hasil laporan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dinkes Propinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2003, tercatat Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) cukup tinggi yaitu: 61 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan di Kabupaten Lombok Tengah propinsi NTB pada tahun 2003 dari 21450 ibu hamil yang di periksa terdapat 4053 / 18,90% yang Kurang Energi Kronis (KEK), Anemia 2570 / 11,98% kasus, Angka Kematian Bayi (AKB) terdapat 225/per1000 kelahiran hidup sedangkan dari 1844 ibu hamil terdapat 19 kematian maternal. Dengan demikian pengawasan terhadap status nutrisi ibu hamil sangat diperlukan dalam menekan hal-hal yang akan memperburuk keadaan ibu maupun bayi.
Banyak para peneliti menemukan masalah kurang energi protein di daerah dimana pangan sumber protein tersedia cukup tinggi, tetapi karena kebiasaan, kepercayaan dan ketidaktahuan terhadap gizi maka banyak jenis-jenis bahan makanan yang tidak dimanfaatkan (Supariasa, 2001) dan diantara penyebab kekurangan nutrisi pada ibu hamil yaitu karena kurangnya pengetahuan akan manfaat maupun memilih jenis nutrisi yang harus dipenuhi tersebut. Disamping itu pada kalangan masyarakat pedesaan terdapat pantangan-pantangan atau adat kebiasaan yang sebenarnya bertentangan dengan norma gizi sehingga akan mempengaruhi sikap maupun perilaku ibu-ibu hamil dalam memenuhi nutrisinya, karena baik ibu maupun janin sangat memerlukan nutrisi yang adekuat (Manuaba, 1999). Oleh karena itu, status gizi ibu selama hamil sangat mempengaruhi bagi dirinya, janin, dan persalinannya. Bagi ibu hamil dapat menyebabkan abortus, anemia, partus prematurus, inertia uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis puerperalis dan lain-lain (Rustam Mochtar, 1998). Sedangkan bagi janin dapat menyebabkan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), terhambatnya pertumbuhan otak, anemia pada bayi baru lahir, bayi lahir mudah terinfeksi dan sebagainya (Supariasa, 2001).
Untuk mengatasi masalah diatas peran tenaga kesehatan dalam upaya pendidikan atau penyuluhan gizi merupakan salah satu usaha yang sangat penting sehingga diharapkan ibu hamil mau bersikap dan bertindak mengikuti norma-norma gizi. Disamping itu dengan pemantauan status gizi ibu hamil baik pada awal kehamilan dan pemantauan gizi selama hamil sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi-komplikasi sedini mungkin dan merupakan upaya pendekatan yang potensial dalam kaitannya dengan peningkatan kesejahteraan ibu dan anak. Dalam penentuan keadaan gizi ini perlu dikumpulkan data-data mengenai : tanda-tanda klinis, pemeriksaan biokimia dan pemeriksaan antropometri (Marsianto dkk, 1993) akan tetapi data klinis bersifat subyektif, sulit di lakukan dan diukur secara kuantitatif. Pemeriksaan antropometri lebih dianjurkan karena lebih praktis cukup teliti mudah dilakukan oleh siapa saja setelah dibekali latihan sederhana oleh petugas kesehatan.

1.2        Rumusan Masalah 
            Pertanyaan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana hubungan perilaku ibu hamil dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dengan status gizi ibu? ”.

1.3  Tujuan Penelitian
1.3.1        Tujuan Umum
Menganalisis hubungan antara perilaku ibu hamil dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dengan status gizi ibu.
1.3.2        Tujuan Khusus
1.      Mengidentifikasi pengetahuan ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
2.      Mengidentifikasi sikap dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
3.      Mengidentifikasi tindakan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
4.      Mengidentifikasi status gizi ibu hamil.
5.      Menganalisis hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan status gizi ibu.
6.      Menganalisis hubungan sikap dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dengan status gizi ibu.
7.      Menganalisis hubungan tindakan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dengan status gizi ibu.



1.4  Manfaat Penelitian
1.4.1        Secara Teoritis
Status gizi ibu hamil sangat penting untuk diketahui atau dievaluasi karena merupakan penyebab tidak langsung kematian ibu dan kematian anak, status gizi berkaitan dengan perilaku ibu dalam pemenuhan nutrisinya sehingga perilaku ibu dalam hubungannya dengan status gizi dapat dijadikan obyek penelitian
1.4.2        Secara Praktis (penerapan) 
1.      Sebagai bahan masukan pada ibu hamil agar mengetahui arti pentingnya nutrisi bagi kehamilannya.
2.      Sebagai bahan masukan terhadap tenaga kesehatan pentingnya melakukan pengawasan terhadap nutrisi masa hamil dalam rangka menekan jumlah kematian maternal dan neonatal.

No comments:

Post a Comment